PELAYANAN
TRANSPORTASI PUBLIK DAN FASILITAS PENDUKUNGNYA
Sebelum
saya mengungkapkan pengalaman terhadap transportasi publik terlebih dahulu saya
ingin memperkenalkan diri. Nama saya Ahmad Junaedi berasal tinggal di Kota
Bandung yang menurut orang luar “sangat ramah”. Dua kata tersebut saya kasih tanda
kutif supaya ada makna-makna lain yang terkandung di dalamnya pis ah (red:
bingung).
Kembali
ke masalah pelayanan transportasi publik ada pengalaman yang disisi lain
menghawatirkan disisi lain menjadi pembelajaran. Tahunnya saya lupa tapi persis
pas bulan ramadhan, waktu itu saya naik angkot merah menuju kampus UNINUS di
Bandung untuk mendaftar kuliah kelas karyawan. Di dalam angkot tersebut banyak
penumpang, ada ibu-ibu, ada seoran gadis (cantik) sedang baca Alquran, dan dua
orang pemuda. Ketika saya sendang asik melamun, tiba-tiba salah seorang pemuda
berpura-pura sakit kram kakinya dan minta dipijit pada saya, saya tidak curiga
waktu itu (masih minim pengalaman), untunglah salah seorang ibu-ibu menanya
kepada saya “siapa pemuda tersebut? Apakah temannya atau bukan?” saya jawab “bukan”.
Beberapa menit kemudian saya menghentikan angkot tersebut di depan kampus yang
dituju. Ketika mau membayar angkot, uang saya ditas yang recehan (ada sembilan
ribu rupiah) hilang, untunglah uang yang jumlahnya cukup banyak (lima ratus
ribu) disimpan di bagian dalam masih aman. Lalu saya membayar angkot tersebut
dan menuju masjid sambil menyimpulkan kalau uang saya hilang itu oleh pemuda
yang pura-pura sakit tadi di angkot. Sesampainya di masjid saya sholat dan
berdo’a begini “semoga orang yang pura-pura sakit tadi diberikan hidayah, dan
semoga saya bisa mendapatkan yang lebih besar lagi. aamiin”. Dua hari kemudian
saya diminta kantor untuk mengikuti sebuah pelatihan selama 1 hari dan dari
pelataihan tersebut saya diberi ongkos cukup lumayan buat makan (tiga ratus
ribu). Jadi uang yang saya hilang itu terganti oleh yang lebih besar. Alhamdulillah.
Dari
pengalaman tersebut, saya selalu berpikir mungkinkah dan alangkah baiknya
setiap transportasi publik, baik angkot, bis, keretaapi, kapal terbang, kapal
laut dipasangi CCTV dan stiker atau apapu yang mengingatkan penumpang untuk
selalu waspada. Mungkin kalau stiker bertuliskan “ AWAS COPET, BERHATI-HATI”
atau “ MENCOPET, NERAKA TEMPATNYA”. Kalau CCTV gunanya buat melaporkan setiap
aksi criminal karena biasanya si sopir tersebut ada yang bekerjasama dengan pencopet
atau sama-sama takut. Semoga kejadian-kejadian serupa tidak terulang kembali…waspadalah………waspadalah…