Senin, 25 April 2011

CURUG TILU LEUWI OPAT


Jum’at (Friday)
          Dari jadwal yang telah kami buat, ternyata tidak semua kegiatan bisa terlaksanakan dengan baik mengingat kondisi di lapangan yang tidak diprediksi dengan akurat, seperti macetnya jalan tol karena ada kecelakaan truk yang terguling sehingga para kendaraan yang hendak melakukan long weekend ke Bandung sedikit berjalan merayap (meski tidak diam-diam merayap, karena pasti pada menggerutu) atau merangkak (Istilah yang selalu dikeluarkan oleh dia yang ku namakan kekasih)...ciiiaah.....kekasih.
Kembali ke acara di hari jumat yang semula ingin ke curug tilu leuwi opat (orang bilang talak tilu)..hey.... that’s sound nice (itu suara enak).....makanan kalee.....tidak bisa dilaksanakan hari jumat, mengingat waktu yang tersedia tidak memungkinkan.
        Akhirnya .......hari ini (Jumat) hanya Kampung Gajah (Elephant kampoong) yang terletak di jalan setiabudi, yang bisa dilalui melalui terminal ledeng dekat UPI. Panoramanya cukup luas, pengunjung yang ramai hampir-hampir kami pun tidak kebagian parkir mobil. Namun akhirnya lahan kosong siap dihuni untuk parkir kendaraan. Dengan mengeluarkan kocek Rp.25000,- (Dua puluh lima ribu rupiah) mobil kami sudah ditempeli stiker...not bad lah. Kemudian dilanjutkan berkunjung ke Gunung Tangkuban Perahu (Teringat ketika diriku jadi sangkuriang.....hehehe).
dialog
Orang ke-1          :” Katanya Tangkuban Perahu masih aktif ya?”
Orang ke-2          :”iya katanya”
Orang ke-1          : “Tapi waktu ditelepon dan disms ga aktif. Kata operatornya:”maaf tlp yang 
                               anda tuju sedang tidak aktif”.
Orang ke-2          : “$#@!#$%^&**(()

Tangkuban Parahu
           Menurut kabar temanku, katanya kampung gajah itu milik seorang pengusaha judi kelas kakap jama dulu, mungkin sekitar 1981 an kali ya.... wah..... itu waktu aku baru lahir .....(perlu diselidiki lebih lanjut). Setelah puas menikmati panorama kampung gajah, kami pun meneruskan perjalanan menuju subang, yaitu tempat pemandian air hangat yang aseli dari gunung tangkuban perahu.
           Udara dingin dan disertai hujan, air kolam yang panas tidak menyurutkan kami untuk merendam badan agar lebih relax dan tentu saja enak. Meski harus mengeluarkan kocek yang cukup mahal, tiket masuk saja sudah @Rp.17000,- (Tujuh belas ribu rupiah perorang), ditambah parkir 3000 serta tiket masuk ke kolam rendam @Rp.31000,- (Tiga puluh satu ribu rupiah). Namun memang cukup memuaskan untuk berwisata di daerah lembang dan subang terutama ciater hot spring water.
Berdiam diri di patung gajah
           Setelah puas merendam di air panas dan tentunya badan kami pun sudah matang (hah....lo kira daging mentah di masak air.....). Kami pulang ke tempat penginapan dan sekalian makan malam di tenda yang menyajikan nasi bakar dan nasi liwet (makknyuss pisan.....wuiih.... mantap gan...) disajikan hangat-hangat serta ditemani hujan malam (Wuih.... waas pisan den).

Kampung Gajah dengan patung gajah


Pintu masuk kampung gajah



menikmati udara Tangkuban Parahu

Tangkuban Parahu

Tidak ada komentar: